[nasional_list] [ppiindia] Bls: [LISI] Pertamina Rugi karena 90% Migas Dikuasai Asing! Re: [ekonomi-nasional] Selamat Tinggal SPBU Pertamina

  • From: A Nizami <nizaminz@xxxxxxxxx>
  • To: LISI@xxxxxxxxxxxxxxx, ekonomi-nasional@xxxxxxxxxxxxxxx, ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, sabili@xxxxxxxxxxxxxxx, istiqlal@xxxxxxxxxxxxxxx, Indonesia Raya <indonesiaraya@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Thu, 30 Dec 2010 15:11:52 +0800 (SGT)

Bangsa Indonesia itu termasuk bangsa yang cerdas.
Buktinya sudah berkali2 pelajar Indonesia memenangkan medali emas Olimpiade 
Matematika, Fisika, dsb.
Siswa SMK Indonesia juga sudah berhasil membuat mobil.
95% pekerja di perusahaan migas asing seperti Chevron/Exxon pun sebetulnya 
putra-putri Indonesia.

saat ini lebih dari 1.500 ahli minyak 
Indonesia yang bekerja di Timur Tengah seperti Qatar, Uni Emirat Arab, 
dan Arab Saudi.  Seorang HRD dari Pertamina bilang kepada saya bahwa 
Indonesia punya 20 DOKTOR di bidang migas/geologi yang sangat disegani 
di dunia. Bahkan Petronas yang sekarang jadi perusahaan dunia dulu 
belajar dari Pertamina.
Ada pula yang
 bekerja di perusahaan-perusahaan migas di Eropa seperti Dr. MT Zen yang
 pernah bekerja di perusahaan migas di Norwegia.  Bahkan perusahaan 
migas Norwegia tsb karena begitu menghormati Dr. MT Zen, mengirim 
seorang keturunan Indonesia yang bekerja di situ untuk menyambutnya.
Bahkan Dr. Yogi Erlangga memecahkan 
persamaan matematika yang dicari perusahaan minyak dunia karena bisa 
menemukan sumber minyak 100x lebih cepat.

Silahkan baca:
http://infoindonesia.wordpress.com/2010/10/12/tenaga-ahli-perminyakan-indonesia-di-timteng-dan-eropa/

===

Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits

http://media-islam.or.id

Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

Haji ONH Plus 2010 Mulai dari US$ 6.500:

http://media-islam.or.id/2010/05/09/paket-haji-onh-plus-2010-mulai-dari-us-6-000/

--- Pada Rab, 29/12/10, Purbo Baskoro Dr. Hadinoto <drpbhadi@xxxxxxxxxxx> 
menulis:

Dari: Purbo Baskoro Dr. Hadinoto <drpbhadi@xxxxxxxxxxx>
Judul: Bls: [LISI] Pertamina Rugi karena 90% Migas Dikuasai Asing! Re: 
[ekonomi-nasional] Selamat Tinggal SPBU Pertamina
Kepada: LISI@xxxxxxxxxxxxxxx, ekonomi-nasional@xxxxxxxxxxxxxxx, 
ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, sabili@xxxxxxxxxxxxxxx, istiqlal@xxxxxxxxxxxxxxx, 
"Indonesia Raya" <indonesiaraya@xxxxxxxxxxxxxxx>
Tanggal: Rabu, 29 Desember, 2010, 10:37 PM







 



  


    
      
      
      jangan2 dari segi teknis kita belum mampu?

lha wong rela rel KA saja masih buatan Belanda?



________________________________

Dari: A Nizami <nizaminz@xxxxxxxxx>

Kepada: ekonomi-nasional@xxxxxxxxxxxxxxx; lisi <lisi@xxxxxxxxxxxxxxx>; 

ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx; sabili@xxxxxxxxxxxxxxx; istiqlal@xxxxxxxxxxxxxxx; 

Indonesia Raya <indonesiaraya@xxxxxxxxxxxxxxx>

Terkirim: Kam, 30 Desember, 2010 07:25:48

Judul: [LISI] Pertamina Rugi karena 90% Migas Dikuasai Asing! Re: 

[ekonomi-nasional] Selamat Tinggal SPBU Pertamina



Sebetulnya kalau Ladang Migas di Indonesia 100% dikelola Pertamina, Pertamina 

akan tetap untung jika Premium dijual Rp 4500/liter. Karena biaya lifting 
hingga 

di SPBU itu paling cuma Rp 1.500 liter.



Bahkan dengan 20% minyak mentah impor pun Premium tetap untung di harga Rp 

2500/liter.



Masalahnya adalah 90% ladang minyak kita dikuasai perusahaan AS seperti 
Chevron, 

Exxon, Conoco, dsb. Mereka ini menjual minyak yang mereka dapat ke Pertamina 

seharga Pasar Nymex yaitu sekitar Rp 4700. Akibatnya Pertamina menanggung rugi.



Coba jika Pertamina mengelola ladang minyak mereka, maka dengan biaya perolehan 

Rp 1500/liter, Pertamina masih untung Rp 3000/liter jika menjual premium di 

harga Rp 4500/liter.



Cuma memang kita butuh pejabat yang cerdas, berani, dan mandiri agar bisa 

seperti itu. Bukan yang bermental boneka asing.



===

Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits

http://media-islam.or.id

Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

Haji ONH Plus 2010 Mulai dari US$ 6.500:

http://media-islam.or.id/2010/05/09/paket-haji-onh-plus-2010-mulai-dari-us-6-000/



--- Pada Rab, 29/12/10, Deni Kaluara <denikaluara@xxxxxxxxx> menulis:



> Dari: Deni Kaluara <denikaluara@xxxxxxxxx>

> Judul: Re: [ekonomi-nasional] Selamat Tinggal SPBU Pertamina

> Kepada: ekonomi-nasional@xxxxxxxxxxxxxxx

> Tanggal: Rabu, 29 Desember, 2010, 6:08 PM

> Satu lagi adalah masalah 'kuota' pak,

> biasanya permintaan BBM subsidi

> melebihi kuota yang ditenderkan dan mau tidak mau Pertamina

> sebagai BUMN

> memiliki tanggung jawab moral untuk menanggung semuanya.

> Belum lagi bicara

> masalah BBM untuk POLRI/TNI wah ini udah ngak bisa

> berbicara untung karena

> lebih banyak buntung...ha2....Ada lagi nih yaitu ;

> - Utang PLN untuk BBM

> - Utang Garuda untuk Aviasi

> 

> Jadi jikalau bapak/ibu nanti ada yang jadi Dirut Pertamina

> harus banyak

> sabar-sabar dan tabah hati deh.......[?]....SAlam

> 

> Pada 29 Desember 2010 14.41, fadjar Pribadi <f.pribadi@xxxxxxxxxxx>

> menulis:

> 

> >

> >

> > Kemungkinan Harga per liternya dalam rupiah sudah

> benar, sedangkan kurs

> > tukar

> > mata uang asing terhadap rupiahnya yang masih salah.

> >

> > ________________________________

> > Dari: Deni Kaluara <denikaluara@xxxxxxxxx

> <denikaluara%40gmail.com>>

> > Kepada: ekonomi-nasional@xxxxxxxxxxxxxxx<ekonomi-nasional%40yahoogroups.com>

> > Terkirim: Kam, 23 Desember, 2010 10:54:17

> > Judul: Re: [ekonomi-nasional] Selamat Tinggal SPBU

> Pertamina

> >

> >

> > Betul tekor karena jadi sapi perahan dan tekor karena

> ngurusin Premium dan

> > LPG yang ngak untung2......Sekarang kan Pertamina

> sudah diperlakukan

> > seperti

> > perusahaan minyak biasa seperti Exxon, BP, Petronas,

> dll....Masalah subsidi

> > dan pengaturan hal2 usaha migas ada di pemerintah

> melalui BP Migas.

> >

> > Pada 20 September 2010 16.29, Irwan Kurniawan 

><irwank2k9@xxxxxxxxx<irwank2k9%40gmail.com>>

> > menulis:

> >

> > > Bukannya tekor karena Pertamina jadi salah satu

> 'perahan'?

> > > Koq cuma berani nunjuk/nyalahin soal subsidi buat

> rakyat melulu sih?

> > >

> > > --

> > > Wassalam,

> > >

> > > Irwan.K

> > > "Better team works could lead us to better

> results"

> > > http://irwank.blogspot.com

> > > fb/twitter/skype: irwank2k2

> > >

> > > Pada 20 September 2010 16.20, Deni Kaluara 

><denikaluara@xxxxxxxxx<denikaluara%40gmail.com>

> > >

> > > menulis:

> > >

> > > > Justru karena Pertamina rugi kalau jualan

> bensin Premium terus Pak

> > > jadinya

> > > > Pertamina justru yang mendukung penghapusan

> premium............Uang kas

> > > > tergoros terus untuk nombok Premium

> sementara Pemerintah bayarnya

> > > > nanti-nanti-nanti..........Githu lho.

> > > >

> > > > Pada 20 September 2010 01.16, rifky pradana

> <rifkyprdn@xxxxxxxxx<rifkyprdn%40yahoo.com>

> > >

> > > menulis:

> > > >

> > > > >

> > > > >

> > > > > Pemerintah berencana di awal bulan

> Oktober tahun 2010 ini akan

> > memulai

> > > > > pelaksanaan program pembatasan

> pemakaian bensin Premium, yang menurut

> > > > > pemerintah, harga jual ke konsumen itu

> telah disubsidi.

> > > > >

> > > > > Berkait dengan subsidi ini, ada

> sementara kalangan yang

> > mengartikannya

> > > > > sebagai

> > > > > selisih antara harga jual ke konsumen

> dengan harga pasar, atau dengan

> > > > harga

> > > > >

> > > > > standar internasional, atau dengan

> harga keekonomisan.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Namun ada pula yang mengartikan bahwa

> yang disebut subsidi itu adalah

> > > > > selisih

> > > > > harga jual ke konsumen dengan biaya

> ongkos produksinya.

> > > > >

> > > > > Didalam biaya produksi ini, ada

> kalangan yang mengartikannya sebagai

> > > > > keseluruhan

> > > > > biaya produksi mulai dari pengeboran

> sampai pengolahan, namun tidak

> > > > > termasuk

> > > > > harga bakunya berupa minyak mentah.

> > > > >

> > > > > Tidak dimasukannya harga bahan bakuini

> lantaran minyak mentah itu

> > tidak

> > > > > didapat

> > > > > dari membeli, melainkan didapatkan dari

> minyak mentah yang didapatkan

> > > > dari

> > > > > dalam

> > > > > bumi yang ada di dalam negeri ini.

> > > > >

> > > > > Akan tetapi ada pula yang

> mengartikannya sebagai harga bahan

> > bakuminyak

> > > > > mentah

> > > > > ditambah dengan keseluruhan biaya

> pengeboran sampai pengolahan,

> > > lantaran

> > > > > minyak

> > > > > mentah yang didapatkan dari membeli

> dari luar negeri.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Entah rumusan mana yang dipakai oleh

> pemerintah, yang jelas

> > pemerintah

> > > > itu

> > > > > merasa rugi dengan apa yang disebutnya

> sebagai subsidi itu.

> > > > >

> > > > > Oleh sebab itu, pemerintah menginginkan

> agar subsidi ini dikurangi,

> > > yang

> > > > > nanti

> > > > > pada akhirnya akan dihilangkan sama

> sekali.

> > > > >

> > > > > Sehingga jika telah tiba pada saatnya

> nanti, penentuan harga jual

> > > bensin

> > > > > Premium

> > > > > ini akan mendapatkan perlakuan sama

> seperti halnya mekanisme

> > penentuan

> > > > > harga

> > > > > jual bensin yang bukan Premium, seperti

> bensin Pertamax atau bensin

> > > > > Pertamax

> > > > > Plus.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Sebagaimana diketahui, bensin Premium

> ini hanya dijual di SPBU yang

> > > > > berlogokan

> > > > > Pertamina saja, tidak dijual di SPBU

> lainnya seperti SPBU berlogo

> > Shell

> > > > > atau

> > > > > Total atau Petronas.

> > > > >

> > > > > Di SPBU berlogo Shell atau Total atau

> Petronas hanya dijual bensin

> > yang

> > > > > setara

> > > > > dengan Pertamax atau Pertamax Plus.

> > > > >

> > > > > Sehingga konsumen yang memakai bensin

> Premium ini merupakan konsumen

> > > > > setianya

> > > > > SPBU berlogo Pertamina.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Sedangkan konsumen pemakai bensin yang

> bukan Premium itu tidak

> > semuanya

> > > > > masih

> > > > > menjadi konsumen setianya SPBU berlogo

> Pertamina, ada yang kemudian

> > > > beralih

> > > > >

> > > > > menjadi konsumennya SPBU berlogo Shell

> atau Total atau Petronas.

> > > > >

> > > > > Menurut beberapa orang di kalangan

> konsumen yang beralih itu,

> > > > pertimbangan

> > > > > harga

> > > > > dan pelayanan serta ketepatan

> literannya menjadi pertimbangan

> > sehingga

> > > > > mereka

> > > > > memilih membeli bensin yang bukan

> Premium di SPBU berlogo Shell atau

> > > > Total

> > > > > atau

> > > > > Petronas.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Konon rencana pembatasan pemakaian

> bensin Premium ini akan

> > dilaksanakan

> > > > > dengan

> > > > > ketentuan untuk kendaraan bermotor

> keluaran tahun-tahun terbaru tidak

> > > > > diperbolehkan lagi untuk membeli bensin

> Premium dengan harga yang

> > konon

> > > > > katanya

> > > > > bersubsidi itu.

> > > > >

> > > > > Dengan demikian, konsumen dari kalangan

> ini harus membeli bensin

> > > Premium

> > > > > sesuai

> > > > > dengan harga pasar.

> > > > >

> > > > > Atau, jika mereka tidak mau maka mereka

> walau dengan terpaksa dapat

> > > > beralih

> > > > >

> > > > > menjadi konsumennya bensin yang bukan

> Premium, yaitu bensin Pertamax

> > > atau

> > > > > Pertamax Plus.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Tentunya ini merupakan kabar gembira

> dari kalangan pengusaha SPBU

> > > berlogo

> > > > > Pertamina, mengingat dengan

> meningkatnya harga jual bensin Premium

> > > untuk

> > > > > sebagian konsumennya itu akan

> meningkatkan omzet secara nilai

> > uangnya.

> > > > >

> > > > > Dan juga jika kemudian mereka beralih

> menjadi konsumen bensin

> > Pertamax

> > > > atau

> > > > >

> > > > > Pertamax Plus yang lebih mahal harganya

> dibanding dengan harga bensin

> > > > > Premium

> > > > > maka omzet secara nilai uangnya akan

> bisa lebih meningkat lagi.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Biasanya yang tidak menyambut gembira

> dengan rencana pemerintah yang

> > > ada

> > > > > kaitannya dengan istilah-istilah

> penerapan harga pasar, harga standar

> > > > > internasional, harga keekonomisan,

> adalah dari kalangan konsumen yang

> > > > > rakyat

> > > > > jelata.

> > > > >

> > > > > Namun kali ini ada yang tidak lazim.

> Kalangan pengusaha yang biasanya

> > > > > menyambut

> > > > > dengan riang gembira itu kali ini

> terlihat tidak antusias, bahkan

> > tidak

> > > > > bergembira dengan rencana pemerintah

> itu.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Beberapa saat yang lalu para pengusaha

> SPBU yang tergabung dalam

> > > Hiswana

> > > > > Migas

> > > > > (Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak

> dan Gas Bumi) berkait dengan

> > > rencana

> > > > > pembatasan pemakaian bensin Premium ini

> telah malahan menuding

> > > pemerintah

> > > > > dalam

> > > > > hal ini BPH Migas sebagai lebih condong

> memihak kepada SPBU non

> > > > Pertamina.

> > > > >

> > > > > Rencana pemerintah itu dinilai mereka

> sebagai secara tidak langsung

> > > telah

> > > > > membantu SPBU non-Pertamina atau

> SPBU-SPBU asing.

> > > > >

> > > > > “BPH Migas jadinya bertindak tidak

> fair, BPH Migas justru membantu

> > SPBU

> > > > > non-Pertamina berkembang lebih jauh

> lagi”, kata beberapa kalangan

> > > > pengusaha

> > > > > SPBU

> > > > > berlogo Pertamina.

> > > > >

> > > > > Mungkin, sangat bisa jadi mereka itu

> mengkhawatirkan konsumen yang

> > > > terkena

> > > > > pembatasan itu bukannya akan beralih

> membeli bensin Premium dengan

> > > harga

> > > > > non

> > > > > subsidi, atau beralih menjadi konsumen

> Pertamax dan Pertamax Plus,

> > > namun

> > > > > jutru

> > > > > beralih menjadi konsumennya SPBU

> berlogo Shell atau Total atau

> > > Petronas.

> > > > >

> > > > > Sesuatu kekhawatiran yang masuk akal,

> jika ditilik dari kenyataan

> > fakta

> > > > di

> > > > > beberapa SPBU berlogo Pertamina yang

> lokasinya berdekatan dengan SPBU

> > > > > berlogo

> > > > > Shell atau Total atau Petronas.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Namun tak semua pengusaha di kalangan

> Hiswana Migas khawatir dengan

> > hal

> > > > itu

> > > > > yang

> > > > > berkaitan dengan prospek kelangsungan

> bisnisnya berkait dengan

> > rencana

> > > > > pemerintah itu.

> > > > >

> > > > > Ada juga yang justru tersenyum gembira

> menyambut rencana ini.

> > > > > Konon mereka itu gembira, lantaran

> dengan adanya disparitas harga

> > > bensin

> > > > > Premium

> > > > > itu justru akan membuka peluang bisnis

> yang menggiurkan.

> > > > >

> > > > > Hal yang lumrah terjadi, disparitas

> harga atas suatu jenis barang

> > yang

> > > > sama

> > > > > itu

> > > > > akan membuka peluang mengeruk

> keuntungan besar jika mampu dan bisa

> > ikut

> > > > > didalam

> > > > > permainan kongkalingkong bernuansa

> licik dan curang serta ilegal.

> > > > >

> > > > > Sederhananya, dengan adanya disparitas

> harga, jika pengusaha itu

> > dapat

> > > > > berkerjasama dengan beberapa pihak yang

> berwenang, maka barang

> > asalnya

> > > > > didapatkannya dengan harga subsidi itu

> dapat dijualnya kepada

> > konsumen

> > > > > dengan

> > > > > harga non subsidi.

> > > > >

> > > > > Konon katanya, hal seperti itu juga

> terjadi di bisnis elpiji yang

> > juga

> > > > ada

> > > > > disparitas harga antara harga jual gas

> dalam tabung 12 Kg dengan

> > harga

> > > > jual

> > > > > gas

> > > > > dalam tabung 3 Kg.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Konon pula, pemerintah juga mempunyai

> opsi lain dalam pembatasan

> > > > pemakaian

> > > > > bensin Premium ini, yaitu bukan dengan

> penerapan disparitas harga

> > bagi

> > > > > konsumen

> > > > > kendaraan bermotor untuk tahun-tahun

> terbaru, namun dengan pelarangan

> > > > > pembelian.

> > > > >

> > > > > Sehingga konsumen kendaraan bermotor

> untuk tahun-tahun terbaru itu

> > sama

> > > > > sekali

> > > > > tidak diperbolehkan membeli bensin

> Premium.

> > > > >

> > > > > Namun hal itu justru makin membuat

> mereka yang menilai rencana

> > > pemerintah

> > > > > itu

> > > > > sebagai secara tidak langsung telah

> membantu SPBU non-Pertamina atau

> > > > > SPBU-SPBU

> > > > > asing menjadi semakin khawatir.

> > > > >

> > > > > “Nanti justru yang untung SPBU asing,

> karena mereka bakal pilih SPBU

> > > > > asing”,

> > > > > kata mereka.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Nah berkait dengan hal tersebut diatas,

> apakah berarti itu

> > menunjukkan

> > > > > kebenaran

> > > > > dari apa yang dikatakan selama ini oleh

> beberapa orang di kalangan

> > > rakyat

> > > > > jelata

> > > > > yang bukan pengusaha, bahwa program

> yang dikatakan sebagai pencabutan

> > > > > subsidi

> > > > > itu hakikatnya hanyalah topeng dari

> program liberalisasi hulu hilir

> > > migas

> > > > > yang

> > > > > hanya akan menguntungkan SPBU-SPBU

> asing ?.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Jika benar begitu maka wajar jika

> konsumen yang keseluruhan rakyat

> > > > > Indonesia,

> > > > > seharusnya mulai belajar untuk

> mengucapkan kata perpisahan dengan

> > SPBU

> > > > > Pertamina.

> > > > >

> > > > > “Selamat Tinggal SPBU Pertamina”.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Wallahualambishshawab.

> > > > >

> > > > >

> > > > > *

> > > > >

> > > > > Catatan Kaki :

> > > > > * Artikel dengan tema terkait dapat

> dibaca di : ‘ Mengapa Harga BBM

> > > Akan

> > > > > Naik

> > > > > Lagi ? ‘ klik di sini , ‘ Kenaikan

> Harga BBM Gairahkan Investasi SPBU

> > > > > Asing ‘ klik di sini , ‘ Fakta Baru

> tentang Ledakan LPG ‘ klik di

> > sini

> > > ,

> > > > ‘

> > > > > UU

> > > > > Migas : Sudahkah Rakyat Tersejahterakan

> ? ‘ klik di sini , ‘ Janji

> > > Suatu

> > > > > Saat

> > > > > Nantinya Pak SBY ‘ klik di sini ,

> ‘Kaitan Bom Marriot dengan Castel

> > > Asia

> > > > ‘

> > > > > klik

> > > > > di sini , ‘ Menggugat Neoliberalisme

> ‘ klik di sini .

> > > > > * Artikel dengan tema lainnya dapat

> dibaca di : ‘ HKBP Ciketing &

> > > > Skenario

> > > > > Kudeta SBY ‘ klik di sini , ‘ Toba

> menyusul Sinabung ‘ klik di sini ,

> > ’

> > > > > Sejarah

> > > > > Kutang-nya Cut Tari ‘ klik di sini ,

> ‘ Utang memang Perlu ‘ klik

> > > > > di sini , ‘ Kolonel Kutu Kupret ‘

> klik di sini , ‘ SBY kacung Amrik ‘

> > > > klik

> > > > > di sini , ‘ Anti Komunisme di Sekolah

> Indonesia ‘ klik di sini .

> > > > > * Foto ilustrasi merupakan hasil

> copypaste dari : sini , sini , sini

> > ,

> > > > sini

> > > > > .

> > > > >

> > > > > *

> > > > > Selamat Tinggal SPBU Pertamina

> > > > >

> > > > >

> > > >

> > >

> > 

>http://ekonomi.kompasiana.com/group/bisnis/2010/09/20/selamat-tinggal-spbu-pertamina/

>

> > >/

> > > > >

> > > > >

> > > >

> > >

> > http://politikana.com/baca/2010/09/20/selamat-tinggal-spbu-pertamina.html

> > > > > *

> > > > >

> > > > > Konon, menurut kabar….harga BBM di

> SPBU milik SHELL yang berada di

> > > Brunei

> > > > > (status bulan Juni 2010) adalah :

> > > > >

> > > > > BBM dengan RON 92 (nilai RON setara

> dengan Pertamax) harga jual per

> > > > > liternya

> > > > > adalah 51,9 Sen Dollar Brunei .

> > > > >

> > > > > BBM dengan RON 97 (nilai RON lebih dari

> Pertamax Plus) harga jual per

> > > > > liternya

> > > > > adalah 53,0 Sen Dollar Brunei .

> > > > >

> > > > > BBM Diesel (setara dengan Solar

> Pertamax Dex) harga jual per liternya

> > > > > adalah

> > > > > 31,0 Sen Dollar Brunei .

> > > > >

> > > > >

> > > > >

> > > > > Jika tidak salah hitung, maka

> berdasarkan kurs nilai tukar 1 Dollar

> > > > Brunei

> > > > > setara dengan Rp. 6.600 , dapat

> dihitung harga per liternya :

> > > > >

> > > > > BBM RON 92….setara Pertamax…..harga

> di SPBU Shell - Brunei = 0,519

> > > Dollar

> > > > > Brunei x Rp. 6.600 = Rp. 3.425 per

> liter

> > > > >

> > > > > BBM RON 97….diatasnya Pertamax

> Plus…..harga di SPBU Shell - Brunei =

> > > > 0,530

> > > > > Dolar Brunei x 6.600 = Rp. 3.498 per

> liter

> > > > >

> > > > > BBM Diesel….setara Solar Pertamina

> Dex….harga di SPBU Shell - Brunei

> > =

> > > > 0,31

> > > > > x

> > > > > 6.600 = Rp. 2.046 per liter

> > > > >

> > > > >

> > > > >

> > > > > Menarik…..karena SHELL yang

> beroperasi di Brunei itu seharusnya

> > > merupakan

> > > > > perusahaan yang sama dengan SHELL yang

> beroperasi di Indonesia .

> > > > >

> > > > > Mengapa bisa beda harga antara SHELL di

> Brunei dengan yang di

> > Indonesia

> > > > ?.

> > > > >

> > > > > SHELL tentulah bukan merupakan

> perusahaan berstatus BUMN miliknya

> > > > > pemerintahan

> > > > > negara Brunei , mengingat SHELL

> merupakan perusahaan asing swasta

> > multi

> > > > > nasional.

> > > > >

> > > > > Nah, jika mengacu kepada hitungan yang

> tersebut diatas itu, maka

> > dapat

> > > > > disimpulkan bahwa harga jual BBM di

> SPBU milik SHELL yang berada di

> > > > Brunei

> > > > > itu

> > > > > bisa lebih murah dibandingkan dengan

> jual BBM di SPBU milik SHELL

> > yang

> > > > > berada di

> > > > > Indonesia.

> > > > >

> > > > > Bahkan juga lebih murah dibandingkan

> BBM yang dijual di SPBU miliknya

> > > > > Pertamina.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Mengapa bisa demikian ?.

> > > > >

> > > > > Apakah SHELL di Brunei tidak mengikuti

> hukum yang bersifat wajib

> > (yang

> > > > > konon

> > > > > kata orang sudah nyaris sama kewajiban

> pemberlakuannya sehingga sudah

> > > > mirip

> > > > >

> > > > > dengan hukum wajibnya wahyu Illahi)

> yang berupa Harga Keekonomian ?.

> > > > >

> > > > > Apakah SHELL di Brunei itu di subsidi

> ?

> > > > >

> > > > >

> > > > > Wallahulambishshawab.

> > > > >

> > > > > ***

> > > > >

> > > > >

> > > > > Brunei Darussalam, negara kecil di

> Pulau Kalimantan, dekat Sabah dan

> > > > > Serawak ,

> > > > > Malaysia .

> > > > >

> > > > > Sejak awal September 2009 dari Brunei

> dapat juga naik Bus DAMRI jalan

> > > > darat

> > > > > dari

> > > > > Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam

> ke Pontianak di Kalimantan

> > > Timur,

> > > > > pergi

> > > > > pulang setiap hari melalui Kuching -

> Serawak, lewat perbatasan

> > > Kalimantan

> > > > > Timur,

> > > > > Indonesia - Serawak, Malaysia

> > > > >

> > > > >

> > > > > Berapa lama, dari Bandar Seri Begawan

> ke Pontianak ?.

> > > > >

> > > > > Kata sopir DAMRI, kurang lebih 16 jam,

> termasuk beberapa kali

> > > pemeriksaan

> > > > > dokumen keimigrasian di perbatasan

> Brunei - Serawak dan Serawak -

> > > > > Kalimantan

> > > > > Timur di Tebedu - Entikong.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Karcisnya mahal enggak ?.

> > > > >

> > > > > Tergantung siapa yang belilah

> > > > >

> > > > > Jika dari Pontianak, kata sopir DAMRI

> bayarnya Rp.500.000, lima ratus

> > > > ribu

> > > > > rupiah saja dan jika berangkatntyadari

> Brunei bayarnya Dolar Brunei

> > 86,

> > > > > jika

> > > > > satu dolar Brunei Rp.6.600, kurang

> lebih sama dengan Rp.600.000, enam

> > > > ratus

> > > > > ribu

> > > > > rupiah.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Banyak enggak yang naik ?.

> > > > >

> > > > > Hari itu Kamis, 3 Juni 2010 sore bus

> DAMRI yang akan berangkat pukul

> > > > 16.00

> > > > > dari

> > > > > Brunei ke Pontianak, penuh dengan

> penumpang sebanyak 62 tempat duduk,

> > > > semua

> > > > >

> > > > > penumpang orang Indonesia yang mau

> pulang kampung.

> > > > >

> > > > > Nah lho, hehe

> > > > > Kata sopirnya setiap berangkat dari

> Brunei penuh.

> > > > >

> > > > >

> > > > > Harga BBMnya mahal enggak ?.

> > > > >

> > > > > ini dia, coba ya bantu hitungin, jika 1

> dolar Brunei Rp. 6.600,

> > berapa

> > > > satu

> > > > >

> > > > > liternya, sesui dengan tarif yang

> tertera pada stasiun pengisian BBM

> > > > > dibawah

> > > > > ini. (gambar foto terlampir dibawah

> ini)

> > > > >

> > > > > BBM di Brunei sepertinya cuma ada Shel

> > > > >

> > > > > Kayaknya sih lebih murah dari harga BBM

> di Indonesia dan Malaysia ,

> > ya,

> > > > > hehe.

> > > > >

> > > > > Brunei,……

> > > > >

> > > > > salam

> > > > >

> > > > > *

> > > > > Harga Jual BBM di Brunei, Murah

> > > > >

> > > > >

> > > >

> > >

> > http://luar-negeri.kompasiana.com/2010/06/05/harga-jual-bbm-di-brunei-murah/

> > > > > *

> > > >

> > >

> > >

> > > [Non-text portions of this message have been

> removed]

> > >

> > >

> > >

> > > ------------------------------------

> > >

> > > Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?

> > > Kirim email ke 

>ekonomi-nasional-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx<ekonomi-nasional-subscribe%40yahoogroups.com>

>

> > > http://capresindonesia.wordpress.com

> > 

>>http://infoindonesia.wordpress.comYahoo<http://infoindonesia.wordpress.comyahoo/>

>

> > <http://infoindonesia.wordpress.comyahoo/>!

> > >!

> > > Groups Links

> >

> > >

> > >

> > >

> > >

> >

> > [Non-text portions of this message have been removed]

> >

> > ------------------------------------

> >

> > Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?

> > Kirim email ke 

>ekonomi-nasional-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx<ekonomi-nasional-subscribe%40yahoogroups.com>

>

> > http://capresindonesia.wordpress.com

> > http://infoindonesia.wordpress.com

> > FB: http://www.facebook.com/pages/Ekonomi-Merdeka/142825502416243Yahoo!

> > Groups

> > Links

> >

> >

> > [Non-text portions of this message have been removed]

> >

> >  

> >

> 

> 

> [Non-text portions of this message have been removed]

> 

> 

> 

> ------------------------------------

> 

> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?

> Kirim email ke ekonomi-nasional-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

> http://capresindonesia.wordpress.com

> http://infoindonesia.wordpress.com

> FB: http://www.facebook.com/pages/Ekonomi-Merdeka/142825502416243Yahoo!

> Groups Links

> 

> 

>     ekonomi-nasional-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

> 

> 

> 



[Non-text portions of this message have been removed]





    
     

    
    


 



  







[Non-text portions of this message have been removed]

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Bls: [LISI] Pertamina Rugi karena 90% Migas Dikuasai Asing! Re: [ekonomi-nasional] Selamat Tinggal SPBU Pertamina - A Nizami