[nasional_list] [ppiindia] Beda Petani Indonesia dengan Jepang-Eropa

  • From: Mira Wijaya Kusuma <la_luta@xxxxxxxxx>
  • To: sastra pembebasan <sastra-pembebasan@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Thu, 5 Jan 2006 15:09:53 -0800 (PST)

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **   
  http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=131955
   
  Tajuk Rencana:
   
  Beda Petani Indonesia dengan Jepang-Eropa 

Jumat, 6 Januari 2006

  Bertolak belakang dengan petani di Indonesia, betapa enaknya menjadi petani 
di Jepang dan Eropa. Atas nama kesejahteraan petani, pemerintah Jepang dari 
dulu hingga kini menutup rapat-rapat pintu bagi beras dari luar negeri. Tak 
sebutir beras asing pun boleh masuk ke pasar Jepang. 
    
      
   Juga demi kesejahteraan petani di benua Eropa, pemerintah di masing-masing 
negara memberi perlindungan maksimal terhadap semua produk pertanian dari 
serbuan produk impor. Masih tersimpan di benak banyak orang, bagaimana gigihnya 
juru runding Uni Eropa di forum World Trade Organization (WTO) menolak tuntutan 
puluhan negara berkembang, plus Amerika Serikat dan negara-negara di Amerika 
Selatan, agar Eropa menghilangkan atau setidaknya menurunkan subsidi ke sektor 
pertaniannya.   
  
   Untuk melindungi petani mereka, Uni Eropa bahkan pasang badan untuk menerima 
tuduhan sebagai pihak yang menggagalkan keinginan bangsa-bangsa di dunia 
membentuk rezim perdagangan baru. Bayangkan, betapa nyamannya hidup sebagai 
petani di Jepang dan Eropa.   
  
      
   Bagaimana di Indonesia? Jawabnya gamblang saja: betapa tidak enaknya menjadi 
petani di negara ini. Alih-alih dilindungi, yang didapatkan petani kita dari 
waktu ke waktu tak lebih dari penganiayaan demi penganiayaan. Keberpihakan 
kepada mereka hanya sebatas kata-kata di ruang rapat serta pernyataan, 
iming-iming dan janji-janji yang disuarakan dengan lantang untuk konsumsi 
publik. Puluhan tahun sudah petani Indonesia diiming-imingi dengan ratusan 
janji bagi perbaikan derajat hidup mereka. Realisasinya? Nol!   
  
   Bukannya kesejahteraan yang mereka dapatkan, melainkan meningkatnya derajat 
kemiskinan mereka. Jutaan petani tak lagi punya ladang karena sudah dibeli 
orang kota. Nasib mereka berujung pada status sebagai buruh tani.   
  
      
   Sekarang saja, ketika petani Indonesia punya kesempatan menikmati hasil 
jerih payah mereka berkat menguatnya harga beras, sedang berproses upaya 
menurunkan harga dengan beras impor. Sangat berani dan tega, karena keputusan 
mendatangkan 132.000 ton beras dari Vietnam itu diambil di tengah kuatnya arus 
penolakan, tak hanya dari petani, tetapi juga dari elemen masyarakat lainnya, 
plus DPR dan sejumlah gubernur.   
  
   Situasinya benar-benar kontradiktif. Di depan DPR beberapa waktu lalu, 
Presiden berpidato bahwa Indonesia dalam status surplus beras. Selain berasal 
dari sisa panen tahun lalu, stok beras dalam negeri akan bertambah dengan panen 
baru yang jatuh sekitar Maret-April 2006.   
  
      
   Bukannya menghaturkan terima kasih kepada petani, tapi pemerintah justru 
ingin menghilangkan kesempatan petani menikmati hasil jerih payahnya. Apa 
alasan hakiki dari keputusan impor beras itu tidak pernah diketahui. Masyarakat 
dibiarkan menerima kebijakan tidak masuk akal itu.   
  
   Bulog menolak membeli beras petani karena harganya terlalu tinggi. Tidak 
bersediakah Presiden memerintahkan atau memaksa Bulog melaksanakan fungsi 
sosialnya untuk membeli beras petani di negara ini agar mereka bisa bahagia 
sejenak? Kalau pemerintah ngotot impor beras, apa makna eksistensi Bulog bagi 
rakyat di negara ini? Sangat tidak masuk di akal banyak orang bahwa Perum 
Bulog, yang notabene adalah alat negara dan instrumen pemerintah, berperilaku 
sebagai pedagang menghadapi petani di negaranya sendiri.   
  
      
   Mudah-mudahan benar bahwa atas nama kepentingan konsumen dan pengamanan stok 
pangan, impor beras menjadi pilihan tak terhindarkan. Namun, jika realisasi 
impor semata-mata untuk menekan harga beras produk petani dalam negeri, apalagi 
jika impor itu hanya untuk mengejar fee, itu kebijakan tak bermoral.   
  
   Untuk sekali ini saja, bersedialah mendengarkan jerit tangis petani kita. 
Petani tidak bersedia menjual ke Perum Bulog karena harganya tidak menarik, 
bukan karena pasokan berkurang. Dari beberapa daerah di Jawa Timur, Jawa Barat, 
hingga Sumatera Selatan (Sumsel), petani menyatakan menolak impor beras itu. 
Kalau produk impor itu masuk, bagaimana dengan prospek beras dari petani kita 
yang akan panen serentak pada Maret-April 2006. Stok dalam negeri pasti cukup. 
Sesungguh-sungguhnya, beras impor tidak diperlukan sekarang ini.
   
  *** 



Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 






                        
---------------------------------
Yahoo! Photos
 Ring in the New Year with Photo Calendars. Add photos, events, holidays, 
whatever.

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Beda Petani Indonesia dengan Jepang-Eropa