[nasional_list] [ppiindia] Alur Nalar Bom Bunuh Diri

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 2 Dec 2005 00:58:11 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.kompas.com/kompas-cetak/0512/02/opini/2239528.htm

 
Alur Nalar Bom Bunuh Diri 

Musa Asyarie



Mochamad Salik Firdaus, pelaku bom bunuh diri di Kafe Nyoman, Jimbaran, Bali, 
mengatakan, ... Kakakku serta istriku tersayang, ketika dirimu melihat ini, 
insya Allah saya sudah berada dalam jannah, sorga.

Al Quran dan hadis menyebutkan, ruh orang yang syahid ada dalam tembolok 
(kerongkongan) burung hijau yang terbang di dalam jannah. Jangan sekali-kali 
menyangka, yang terbunuh dalam syahid adalah mati. Ketahuilah, itu adalah hidup.

Reaksi bermunculan dengan mengutuk, menyesatkan, dan menegaskan, bom bunuh diri 
tidak terkait agama karena agama mana pun melarang pemeluknya melakukan bunuh 
diri. Tetapi, mengutuk saja tidak menyelesaikan masalah karena bom bunuh diri 
mempunyai alur nalarnya sendiri yang memberi landasan pembenaran yang mungkin 
tidak pernah kita sadari.

Diperlukan kesediaan diri untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi sehingga 
berlangsung mutasi dan transformasi nalar dan mental orang-orang yang dikenal 
santun, baik, tetapi bersedia dan siap melakukan bom bunuh diri? Dan Indonesia 
sebenarnya mempunyai potensi besar untuk berlangsungnya mutasi nalar kekerasan 
dan bunuh diri.

Realitas bunuh diri

Belum lama ini kita dikejutkan berita murid Kelas VI SDN Karangasih, Cikarang 
Utara, Aman Muhammad Soleh (14 tahun), yang nekat menggantung diri. Untung 
jiwanya bisa diselamatkan. Ketika ditanya mengapa nekat bunuh diri? Jawabannya, 
malu, orangtuanya tak bisa membayar ujian akhir Rp 150.000. Masih banyak 
peristiwa bunuh diri di masyarakat dengan rasionalismenya sendiri, tidak 
pandang bocah atau sudah lanjut usia, baik karena malu, patah hati, frustrasi 
karena sakitnya tidak sembuh-sembuh, perlawanan sosial, maupun beban kesulitan 
ekonomi.

Darmaningtyas dalam buku Pulung Gantung, Menyingkap Tragedi Bunuh Diri di 
Gunung Kidul mengatakan, di Gunung Kidul, Yogyakarta, sebagian penduduknya 
meyakini, bunuh diri dilakukan karena adanya pulung gantung.

Menurut penduduk, pulung gantung merupakan isyarat langit tentang akan 
terjadinya bunuh diri dengan cara menggantung. Mereka menggambarkan pulung 
gantung sebagai sinar merah kebiru-biruan di malam hari, melintas cepat di 
langit. Bila suatu saat benda itu muncul dan jatuh di suatu tempat, tak lama 
kemudian di tempat itu terjadi peristiwa bunuh diri. Mitos itu hingga kini 
masih diyakini sebagian masyarakat Gunung Kidul.

Dalam tradisi masyarakat Jawa, pulung merupakan simbol keberuntungan, tetapi 
mengapa menjadi bunuh diri? Adakah keberuntungan di dalamnya? Dalam cerita 
wayang yang bersumber dari Ramayana dan Mahabharata, kita dapat menemukan tokoh 
Kumbokarno yang mati bunuh diri dengan cara nekat berperang. Di Jepang juga 
dikenal tradisi harakiri, bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut dan 
mengeluarkan isinya, sebagai bentuk kesatriaan dalam menebus dosa.

Pada masyarakat modern, cara dan tujuan bunuh diri beragam. Ada bunuh diri 
dengan membakar tubuh sebagai protes dan perlawanan sosial, seperti dilakukan 
Chen Guo, penganut sekte meditasi Falun Gong di Beijing. Bersama tujuh orang, 
ia membakar tubuhnya di Lapangan Tiananmen sebagai aksi protes atas pelarangan 
sekte Falun Gong.

Ada juga sebagai ritual pembebasan karena keyakinan akan kenikmatan abadi, 
seperti bunuh diri massal yang dilakukan sekte Heavenâ?Ts Gate (Pintu Surga) di 
AS, 28 Maret 1997. Pemimpin sekte, Marshall Applewhite, percaya, sebuah UFO 
(unidentified flying object) memang ada dan akan membawa anggotanya ke surga 
begitu mereka membuang wadah (tubuh) mereka.

Alur nalar pembebasan

Di masyarakat, di mana ketidakadilan dan kesewenang-wenangan merajalela dan 
dilakukan oleh kelompok yang kuat, berkuasa, kaya, atas mereka yang lemah, 
terpinggirkan dan miskin, alur nalar kekerasan dan bom bunuh diri dihidupkan 
sebagai pilihan paling efektif guna melawan kekuatan dan kekuasaan destruktif 
di Irak, Palestina, Afghanistan, dan wilayah lain. Seperti dikatakan Noordin 
Moh Top (?), Kalian telah menyaksikan, ikhwan-ikhwan kami menyerang musuh-musuh 
Islam ke jantung pertahanan mereka. Kami tegaskan musuh-musuh Allah adalah 
Yahudi, Salibi, Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan Italia.

Memang bom bunuh diri amat mengerikan, jahat, keji, dan tidak 
berperikemanusiaan karena korbannya adalah orang-orang tidak berdosa, tidak 
terlibat konflik kekerasan, tidak tahu-menahu berbagai peristiwa ketidakadilan, 
dan mereka juga tidak berdaya.

Namun, bagi pelaku kekerasan dan bom bunuh diri, mereka berdalih, peperangan 
yang tidak seimbang juga telah membunuh orang-orang sipil yang tidak bersalah, 
bahkan penderitaan yang dialami tidak lebih ringan dari korban bom bunuh diri. 
Sasaran bom bunuh diri sebenarnya bukan orang per orang, melainkan 
simbol-simbol eksistensi kekuasaan yang dilawan dan mereka dianggap sebagai 
bagian dari simbol dari kekuasaan itu.

Akar masalah tindak kekerasan dan bom bunuh diri adalah ketidakadilan, 
kesenjangan, dan penindasan yang kuat terhadap yang lemah. Selama masih ada 
ketidakadilan, kesenjangan, dan penindasan, perlawanan akan terus terjadi, dan 
kekerasan atau bom bunuh diri hanya salah satu bentuknya. Bagi mereka, bom 
bunuh diri tidak menakutkan, bahkan lambang kepahlawanan dan pembebasan.

Bukan salah agamanya, tetapi proses pendidikan dan penafsiran agama yang 
berdialektika dengan realitas sosial, ekonomi, dan politik yang timpang 
sehingga membangun suatu nalar kekerasan, dan konflik penafsiran dalam sejarah 
agama sering berujung pada kekerasan dan berdarah-darah. Karena itu, persoalan 
alur nalar kekerasan juga produk dari pendidikan agama, yang seharusnya 
diarahkan membentuk kualitas moralitas kemanusiaan universal dan memberikan 
pencerahan spiritualitas yang bermanfaat bagi kehidupan bersama, menghormati 
pluralitas dan menebarkan rahmat bagi sesamanya.

Musa Asyarie Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org!
http://us.click.yahoo.com/wlSUMA/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Alur Nalar Bom Bunuh Diri