[nasional_list] [ppiindia] Agenda Imaginer Menko Perekonomian

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 11 Jan 2006 22:42:14 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=132294


Agenda Imaginer Menko Perekonomian
Oleh Hartojo Wignjowijoto 


 
Rabu, 11 Januari 2006
Tajuk Rencana Suara Karya, Sabtu, 7 Januari 2006 berjudul "Efektivitas Tim 
Monitoring Utang" menyoroti gagasan Menko Perekonomian Boediono membentuk tim 
monitoring pelaksanaan proyek-proyek yang dibiayai pinjaman luar negeri. 
Intisari tajuk tersebut sederhana saja, ingin berpesan kepada Menko Ekuin bahwa 
sulit mencari orang yang bisa dipercaya di negara ini. 

Tapi, betulkah dari 230 juta orang jumlah penduduk Indonesia, tidak ada yang 
bisa dipercaya? Tapi semua itu baru merupakan wacana. Pejabat-pejabat kita 
memang lebih suka mengadakan rapat-rapat daripada menunjukkan kinerjanya. 
Kinerja pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama ini juga 
tidak efektif. Janjinya untuk melakukan perubahan -- terutama untuk 
meningkatkan kesejahteraan rakyat -- hingga kini belum terwujud. Pemerintahan 
SBY-JK belum mampu mewujudkan kesejahteraan kehidupan rakyat. 

Sejak zaman Soeharto, kesejahteraan yang terjadi adalah kesejahteraan semu. 
Karena itulah kesejahteraan tersebut hilang dengan sendirinya begitu krisis 
keuangan terjadi di bulan Juli 1997. 

Sebagai bangsa, kita ini seperti hidup di dunia fantasi, dunia wacana. Karena 
itu saya pun hanya ingin membuat agenda fantasi atau imaginer tentang Tim 
Monitoring Proyek-proyek. Yakni, proyek yang dibiayai oleh utang, baik utang 
dalam maupun luar negeri, termasuk "proyek industri korupsi" dari soft loan 
(pinjaman lunak) yang ternyata hard loan (pinjaman komersial) dari negara 
donor. Negara donor itulah yang membikin horor kehidupan rakyat Indonesia 
selama lebih dari 32 tahun, bahkan hampir 40 tahun (1967-1998 dan 1998-2005). 
Pertanyaannya, kenapa baru sekarang dibuat Tim Monitoring Utang? Tapi, itu baru 
wacana. Boleh jadi, itu hanya omdo alias omong doang. 

Agenda pertama menyangkut Odious Debts, yakni utang yang disalah-gunakan 
menjadi sumber pemasukan korupsi untuk melanggengkan kekuasaan. Sudah tiba 
waktunya utang masa lalu yang hingga hari ini sangat membebani APBN dan bahkan 
membebani generasi yang akan datang, perlu ditinjau kembali. 

Odious Debts atau utang yang dikorupsi bisa dilakukan melalui kelembagaan 
utang, seperti dipersyaratkan oleh negara pemberi utang. Misalnya, perlu ada 
Processing Agent, dan konon sudah ditandatangani Boediono. Namun kesepakatan 
ini ternyata telah mencabut Diplomatic Immunity seorang Dubes RI. Kedaulatan 
rakyat Indonesia hilang begitu saja demi permintaan negeri pemberi pinjaman, 
yang membutuhkan Processing Agent. Lembaga ini tugasnya memroses cairnya utang, 
termasuk urusan persyaratan Technical Assistance yang dikomando oleh Technical 
Specification untuk persyaratan cairnya utang. Jumlah utang pun bisa 
digelembungkan tiga kali pada waktu utang cair. 

Ini semua saya sebut Institutional Insiders, yaitu para pejabat tinggi 
pemerintah RI yang telah melibatkan diri dalam The White Collar Monetary Crime. 
Inilah yang mestinya juga menjadi objek pemberantasan korupsi, sesuai janji SBY 
waktu kampanye. 

Kedua, Export Credits. Yakni, akal-akalan negara yang memberi kredit untuk 
ekspor. Mereka pun bisa membeli barang berupa bahan baku mentah dari Indonesia 
dengan diskon yang aduhai. 

Ketiga, Special Vehicle Company (SVC). Ini ada di Cayman Island, Bahama dan 
lima tax heaven lainnya di dunia. SCV didirikan oleh orang asing dan orang 
Indonesia, sebagai Processing Agents untuk memperoleh tender dalam rangka 
mencairkan utang, baik utang lunak maupun utang komersial. SPV berperan penting 
sebagai distributor sumber dana korupsi, baik bagi pemberi pinjaman maupun bagi 
para pejabat Republik Indonesia yang berkaitan dengan pemberian utang. 

Keempat, Blue Book Bappenas. Sudah menjadi rahasia umum di zaman Orde Baru, 
bahwa Bappenas bukan memikirkan perencanaan jangka pendek, menengah dan jangka 
panjang dalam arti sesungguhnya. Bappenas lebih merupakan instrumen untuk 
"memroses adanya Rupiah Counterpart" bagi dana pinjaman. 

Agenda kedua menyangkut utang dan perbudakan, karena utang sama saja "petunjuk" 
di dalam peta jalan (road map) menuju ke sistem perbudakan. Bangsa yang tidak 
memiliki integrity dan keterampilan, atau bangsa yang suka berutang, sudah 
otomatis memasuki sistem perbudakan. 

Lihat, masalah ijon di kampung-kampung perikanan dan ijon bagi petani miskin. 
Untuk menyambung hidup, mereka sangat tergantung pada pembiayaan utang lewat 
sistem ijon, dan akhirnya mereka selamanya terpaksa hidup menggantungkan pada 
belas kasihan cukong yang memberi utang. 

Agenda ketiga, mengapa kita berutang? Jawabannya, karena orang Indonesia suka 
konsumsi yang berlebihan (conspicuous comsumption). Pertumbuhan ekonomi 
Indonesia sebesar 5%, misalnya, didorong oleh konsumsi. Dan, memang, kecepatan 
pendapatan orang Indonesia lebih rendah ketimbang kecepatan larinya tingkat 
konsumsi. Sehingga, tidak ada sisa untuk tabungan atau untuk cadangan, sehingga 
akhirnya ditutup dengan utang. 

Agenda keempat, utang sebagai instrumen politik untuk melanggengkan kekuasaan. 
Dalam budaya Jawa ada ungkapan, "Nek utang, nyaur rembug, utang gethuk nyaur 
telo." Bahasa asingnya debt restructuring, debt swap, moratorium, profiling. 
Arti aslinya: ngemplang, karena utang dianggap sebagai penghasilan, karena itu 
tidak usah dibayar. 

Agenda kelima, stop hutang. Alternatifnya, kita harus bekerja dengan cerdas dan 
tekun. Konsumsi tersiernya sandang, pangan, perumahan dan "membaca" atau selalu 
menambah pengetahuan. Ketiga jenis konsumsi bisa dipenuhi tanpa utang. 

Kesimpulannya: karena tulisan ini hanya merupakan agenda imaginer atau agenda 
di dunia fantasi, maka kelima agenda itu bisa dipakai untuk topik pilihan 
wacana dan seminar setiap hari. Bisa juga untuk topik rapat-rapat "Kabinet 
IMF". 

Sebagai penutup, saya ingin menyitir kata-kata Mahatma Gandhi tahun 1942. 
Setidaknya ada tujuh "dosa" yang mematikan suatu bangsa, antara lain, politik 
tanpa prinsip alias janji doang; kaya tanpa kerja, intelektual tanpa hati 
nurani atau pelacuran intelektual, seperti tim ekonomi "Mafia Berkeley". 

Kata Gandhi, kebutuhan manusia di dunia ini bisa dipuaskan oleh seluruh sumber 
daya alam di dunia, tetapi kebutuhan sekelompok yang tamak tidak bisa dipenuhi 
oleh sumber daya alam di dunia ini. Kini, ada sekitar 5.000 keluarga super-kaya 
di Indonesia dengan deposito rata-rata minimal 6 juta dolar AS per keluarga. 
Mereka menyembunyikan uangnja di rekening pribadi di Private Banking di 
Singapura, Hong Kong dan Jeneva. Mereka ini tamak dan suka utang. Mereka pula 
yang kini berpesta di atas kematian orang lain.*** 

Penulis pendiri dan Ketua Lembaga Studi
Kapasitas Nasional (LSKN

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Agenda Imaginer Menko Perekonomian