** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=132294 Agenda Imaginer Menko Perekonomian Oleh Hartojo Wignjowijoto Rabu, 11 Januari 2006 Tajuk Rencana Suara Karya, Sabtu, 7 Januari 2006 berjudul "Efektivitas Tim Monitoring Utang" menyoroti gagasan Menko Perekonomian Boediono membentuk tim monitoring pelaksanaan proyek-proyek yang dibiayai pinjaman luar negeri. Intisari tajuk tersebut sederhana saja, ingin berpesan kepada Menko Ekuin bahwa sulit mencari orang yang bisa dipercaya di negara ini. Tapi, betulkah dari 230 juta orang jumlah penduduk Indonesia, tidak ada yang bisa dipercaya? Tapi semua itu baru merupakan wacana. Pejabat-pejabat kita memang lebih suka mengadakan rapat-rapat daripada menunjukkan kinerjanya. Kinerja pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama ini juga tidak efektif. Janjinya untuk melakukan perubahan -- terutama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat -- hingga kini belum terwujud. Pemerintahan SBY-JK belum mampu mewujudkan kesejahteraan kehidupan rakyat. Sejak zaman Soeharto, kesejahteraan yang terjadi adalah kesejahteraan semu. Karena itulah kesejahteraan tersebut hilang dengan sendirinya begitu krisis keuangan terjadi di bulan Juli 1997. Sebagai bangsa, kita ini seperti hidup di dunia fantasi, dunia wacana. Karena itu saya pun hanya ingin membuat agenda fantasi atau imaginer tentang Tim Monitoring Proyek-proyek. Yakni, proyek yang dibiayai oleh utang, baik utang dalam maupun luar negeri, termasuk "proyek industri korupsi" dari soft loan (pinjaman lunak) yang ternyata hard loan (pinjaman komersial) dari negara donor. Negara donor itulah yang membikin horor kehidupan rakyat Indonesia selama lebih dari 32 tahun, bahkan hampir 40 tahun (1967-1998 dan 1998-2005). Pertanyaannya, kenapa baru sekarang dibuat Tim Monitoring Utang? Tapi, itu baru wacana. Boleh jadi, itu hanya omdo alias omong doang. Agenda pertama menyangkut Odious Debts, yakni utang yang disalah-gunakan menjadi sumber pemasukan korupsi untuk melanggengkan kekuasaan. Sudah tiba waktunya utang masa lalu yang hingga hari ini sangat membebani APBN dan bahkan membebani generasi yang akan datang, perlu ditinjau kembali. Odious Debts atau utang yang dikorupsi bisa dilakukan melalui kelembagaan utang, seperti dipersyaratkan oleh negara pemberi utang. Misalnya, perlu ada Processing Agent, dan konon sudah ditandatangani Boediono. Namun kesepakatan ini ternyata telah mencabut Diplomatic Immunity seorang Dubes RI. Kedaulatan rakyat Indonesia hilang begitu saja demi permintaan negeri pemberi pinjaman, yang membutuhkan Processing Agent. Lembaga ini tugasnya memroses cairnya utang, termasuk urusan persyaratan Technical Assistance yang dikomando oleh Technical Specification untuk persyaratan cairnya utang. Jumlah utang pun bisa digelembungkan tiga kali pada waktu utang cair. Ini semua saya sebut Institutional Insiders, yaitu para pejabat tinggi pemerintah RI yang telah melibatkan diri dalam The White Collar Monetary Crime. Inilah yang mestinya juga menjadi objek pemberantasan korupsi, sesuai janji SBY waktu kampanye. Kedua, Export Credits. Yakni, akal-akalan negara yang memberi kredit untuk ekspor. Mereka pun bisa membeli barang berupa bahan baku mentah dari Indonesia dengan diskon yang aduhai. Ketiga, Special Vehicle Company (SVC). Ini ada di Cayman Island, Bahama dan lima tax heaven lainnya di dunia. SCV didirikan oleh orang asing dan orang Indonesia, sebagai Processing Agents untuk memperoleh tender dalam rangka mencairkan utang, baik utang lunak maupun utang komersial. SPV berperan penting sebagai distributor sumber dana korupsi, baik bagi pemberi pinjaman maupun bagi para pejabat Republik Indonesia yang berkaitan dengan pemberian utang. Keempat, Blue Book Bappenas. Sudah menjadi rahasia umum di zaman Orde Baru, bahwa Bappenas bukan memikirkan perencanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang dalam arti sesungguhnya. Bappenas lebih merupakan instrumen untuk "memroses adanya Rupiah Counterpart" bagi dana pinjaman. Agenda kedua menyangkut utang dan perbudakan, karena utang sama saja "petunjuk" di dalam peta jalan (road map) menuju ke sistem perbudakan. Bangsa yang tidak memiliki integrity dan keterampilan, atau bangsa yang suka berutang, sudah otomatis memasuki sistem perbudakan. Lihat, masalah ijon di kampung-kampung perikanan dan ijon bagi petani miskin. Untuk menyambung hidup, mereka sangat tergantung pada pembiayaan utang lewat sistem ijon, dan akhirnya mereka selamanya terpaksa hidup menggantungkan pada belas kasihan cukong yang memberi utang. Agenda ketiga, mengapa kita berutang? Jawabannya, karena orang Indonesia suka konsumsi yang berlebihan (conspicuous comsumption). Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5%, misalnya, didorong oleh konsumsi. Dan, memang, kecepatan pendapatan orang Indonesia lebih rendah ketimbang kecepatan larinya tingkat konsumsi. Sehingga, tidak ada sisa untuk tabungan atau untuk cadangan, sehingga akhirnya ditutup dengan utang. Agenda keempat, utang sebagai instrumen politik untuk melanggengkan kekuasaan. Dalam budaya Jawa ada ungkapan, "Nek utang, nyaur rembug, utang gethuk nyaur telo." Bahasa asingnya debt restructuring, debt swap, moratorium, profiling. Arti aslinya: ngemplang, karena utang dianggap sebagai penghasilan, karena itu tidak usah dibayar. Agenda kelima, stop hutang. Alternatifnya, kita harus bekerja dengan cerdas dan tekun. Konsumsi tersiernya sandang, pangan, perumahan dan "membaca" atau selalu menambah pengetahuan. Ketiga jenis konsumsi bisa dipenuhi tanpa utang. Kesimpulannya: karena tulisan ini hanya merupakan agenda imaginer atau agenda di dunia fantasi, maka kelima agenda itu bisa dipakai untuk topik pilihan wacana dan seminar setiap hari. Bisa juga untuk topik rapat-rapat "Kabinet IMF". Sebagai penutup, saya ingin menyitir kata-kata Mahatma Gandhi tahun 1942. Setidaknya ada tujuh "dosa" yang mematikan suatu bangsa, antara lain, politik tanpa prinsip alias janji doang; kaya tanpa kerja, intelektual tanpa hati nurani atau pelacuran intelektual, seperti tim ekonomi "Mafia Berkeley". Kata Gandhi, kebutuhan manusia di dunia ini bisa dipuaskan oleh seluruh sumber daya alam di dunia, tetapi kebutuhan sekelompok yang tamak tidak bisa dipenuhi oleh sumber daya alam di dunia ini. Kini, ada sekitar 5.000 keluarga super-kaya di Indonesia dengan deposito rata-rata minimal 6 juta dolar AS per keluarga. Mereka menyembunyikan uangnja di rekening pribadi di Private Banking di Singapura, Hong Kong dan Jeneva. Mereka ini tamak dan suka utang. Mereka pula yang kini berpesta di atas kematian orang lain.*** Penulis pendiri dan Ketua Lembaga Studi Kapasitas Nasional (LSKN [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **