[nasional_list] [ppiindia] ATM Kondom v Moral

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 1 Feb 2006 00:19:18 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=209648

Rabu, 01 Feb 2006,




ATM Kondom v Moral
Oleh Windo Wibowo 


Langkah yang diambil pemerintah, tepatnya melalui Menko Kesra, mengenai 
keberadaan ATM kondom sebagai tindakan preventif atas penyebaran dan penularan 
HIV/AIDS tampak tidak melalui refleksi yang mendalam dan penglihatan yang 
komprehensif. Kebijakan itu bersifat superficial serta parsial dan tidak 
menempuh kalkulasi nilai-nilai martabat manusia sebagai makhluk moral.

Keberadaan ATM kondom tersebut seolah menggambarkan ketidakmatangan dan 
kekeringan pemahaman pemerintah dalam menggiring bangsa ini ke ranah derajat 
yang lebih bermartabat dan berwibawa. ATM kondom itu adalah indikasi nyata 
gambaran manusia bangsa ini? 

Kenapa?

Ada beberapa alasan mengapa penulis mengemukakan hal itu. Pertama, promosi 
penanggulangan penyebaran dan penularan HIV/AIDS oleh pemerintah hanya 
di-pressuring pada relasi seksualitas saja. Sementara itu, faktor lain, 
terutama jarum suntik narkoba, kurang mendapat perhitungan. 

Padahal, jarum suntik narkoba ditengarai berpotensi tinggi dan medium yang 
efektif dalam peningkatan HIV/AIDS, seperti provinsi-provinsi yang sudah 
tergolong dalam Concentrated Level Epidemic AIDS, yaitu DKI Jakarta, Papua, 
Bali, Riau, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Karena itu, permasalahan mengenai HIV/AIDS harus dipandang dengan holistik, 
tidak terpisah-pisah, sehingga solusi yang ditawarkan pun tidak partikular. 
Pendekatan yang menonjol dalam pemecahan pemerintah terhadap kasus peningkatan 
HIV/AIDS adalah keinginan cepat beres, bukan bagaimana keadaan itu dapat 
memberi dampak baik sekaligus dampak berperilaku sehat dalam kehidupan 
masyarakat. 

Hal itu dimaksudkan agar masyarakat dapat berperan aktif dan melahirkan 
integritas diri dalam memandang sesuatu sehingga bertindak benar terhadap 
sesuatu. Bukan sebaliknya, pemerintah malah memfasilitasi alat untuk berbuat 
persetubuhan yang akan mengendurkan integritas manusia, apalagi konsumen ATM 
kondom tersebut dapat diyakini adalah mereka yang pranikah.

Dari narasi tersebut, keberadaan ATM kondom dapat berkonsekuensi terhadap 
pelegalan tindakan prostitusi atau hubungan seksual tanpa ikatan (pranikah). 
Dengan kata lain, ATM kondom yang dipromosikan pemerintah (Menko Kesra) seakan 
mengafirmasi tindakan perzinaan dan pelacuran yang dapat dilakukan lapisan 
masyarakat mana pun, dari golongan mana pun, dan bahkan bisa terjadi di mana 
pun. 

Karena itu, perzinaan dan pelacuran yang diyakini sebagai penyakit masyarakat 
itu pelan-pelan disetujui pemerintah (Menko Kesra), yang berarti, pemerintah 
mulai menggiring sendiri masyarakatnya kepada taraf demoralisasi dan degradasi 
etis.

Dari hal di atas, penulis kira alasan kedua adalah, kemunculan ATM kondom 
merupakan kolonialisme norma masyarakat. Hal itu saling berkaitan dengan apa 
yang sebelumnya disebutkan. 

Nilai-nilai masyarakat yang telah dapat membawa manusia kepada taraf makhluk 
moral, pada akhirnya harus terkikis, sedikit banyak, di tengah jalan dengan 
diberlakukannya ATM kondom. 

Dengan alasan keberadaan tersebut, tidak mengedepankan prinsip-prinsip nilai, 
kesetiaan pada keluarga, dan penekanan yang tidak jelas, siapa yang berhak dan 
tak berhak mengonsumsinya, apa ada pelanggaran dan sanksi yang diberikan kepada 
orang yang tidak berhak, ataukah semua warga bangsa ini berhak mengonsumsinya 
tanpa perbedaan kelas, termasuk kelas umur. 

Hal itu semua belum jelas sehingga menimbulkan krisis komunikasi yang berakibat 
munculnya titik tolak keberadaan ATM kondom versus moral.

Ketiga, pemerintah berparadigma melalui pendekatan kesehatan semata, tanpa 
melibatkan perilaku. Maksudnya, permasalahan penularan virus HIV/AIDS bukan 
semata permasalahan penyakit, namun juga permasalahan perilaku. Permasalahan 
inilah yang seharusnya dapat dikomunikasikan secara strategis oleh pemerintah.

Berbagai penyakit masyarakat yang mengawali perbuatan menyimpang disebabkan 
perilaku, baik dari latar belakang tinggi-rendahnya pendidikan, ada atau tidak 
adanya peran agama dan pengetahuan. 

Komunikasi sebagai alat bantu perbaikan keadaan harus didasari model perubahan 
perilaku yang akan mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat, termasuk juga 
dalam sikap pendekatan terhadap virus HIV/AIDS. James O. Prochaska 
mengembangkan model the Stages of Change Theory yang melibatkan psikoterapi 
terdiri atas 5 (lima) langkah, satu di antaranya adalah menyadari adanya 
perilaku baru dan kemudian secara berproses mengadopsinya. 

Hal yang sama juga diterapkan program pencegahan AIDS yang juga melibatkan 5 
(lima) tahap; pengetahuan kesadaran akan risiko potensial, motivasi untuk 
berubah, mencoba perilaku baru, serta adopsi dan menjaga perilaku baru 
tersebut. 

Model lain yang digunakan untuk pencegahan AIDS adalah Health Belief Model, 
AIDS Risk Reduction Model, The Stages of Change Model, Social Cognitive Theory, 
Diffusion of Innovation, Harm Reduction, dan Theory of Reasoned Action ( 
Population Reports, Seri H No 9 Barrier Methods, Vol. 27 No. 1, April). Hal ini 
yang kurang terperhatikan. 

Pemerintah sebagai kendaraan komunitas berbagai suku bangsa seharusnya 
mengemban tugas memanusiakan manusia, yakni meningkatkan taraf insani manusia 
sebagai makhluk yang bermoral. Hal inilah salah satu di antara sekian faktor 
penentu tinggi rendahnya wibawa dan martabat pemerintah. Dalam setiap perubahan 
dan perbaikan yang dikehendaki, tidak dapat dipisahkan dari prioritas kemajuan 
moralitas putra-putri bangsa.

*. Windo Wibowo, mahasiswa Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB),Universitas Indonesia, 
Depok 

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] ATM Kondom v Moral