[nasional_list] [ppiindia] APA ITU NEOLIBERALISME?

  • From: A Nizami <nizaminz@xxxxxxxxx>
  • To: ekonomi-nasional@xxxxxxxxxxxxxxx, ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, lisi <lisi@xxxxxxxxxxxxxxx>, sabili@xxxxxxxxxxxxxxx, Indonesia Raya <indonesiaraya@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Mon, 29 Nov 2010 12:20:30 +0800 (SGT)

Dari Wikipedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Neoliberalisme
Neoliberalisme

Neoliberalisme bertujuan mengembalikan kepercayaan pada kekuasaan pasar, dengan 
pembenaran mengacu pada kebebasan.

Seperti pada contoh kasus upah pekerja, dalam pemahaman neoliberalisme 
pemerintah tidak berhak ikut campur dalam penentuan gaji pekerja atau dalam 
masalah-masalah tenaga kerja sepenuhnya ini urusan antara si pengusaha pemilik 
modal dan si pekerja. Pendorong utama kembalinya kekuatan kekuasaan pasar 
adalah privatisasi aktivitas-aktivitas ekonomi, terlebih pada usaha-usaha 
industri yang dimiliki-dikelola pemerintah.

Tapi privatisasi ini tidak terjadi pada negara-negara kapitalis besar, justru 
terjadi pada negara-negara Amerika Selatan dan negara-negara miskin berkembang 
lainnya. Privatisasi ini telah mengalahkan proses panjang nasionalisasi yang 
menjadi kunci negara berbasis kesejahteraan. Nasionalisasi yang menghambat 
aktivitas pengusaha harus dihapuskan.

Revolusi neoliberalisme ini bermakna bergantinya sebuah manajemen ekonomi yang 
berbasiskan persediaan menjadi berbasis permintaan. Sehingga menurut kaum 
Neoliberal, sebuah perekonomian dengan inflasi rendah dan pengangguran tinggi, 
tetap lebih baik dibanding inflasi tinggi dengan pengangguran rendah. Tugas 
pemerintah hanya menciptakan lingkungan sehingga modal dapat bergerak bebas 
dengan baik.

Dalam titik ini pemerintah menjalankan kebijakan-kebijakan memotong 
pengeluaran, memotong biaya-biaya publik seperti subsidi, sehingga 
fasilitas-fasilitas untuk kesejahteraan publik harus dikurangi.

Akhirnya logika pasarlah yang berjaya diatas kehidupan publik. Ini menjadi 
pondasi dasar neoliberalism, menundukan kehidupan publik ke dalam logika pasar. 
Semua pelayanan publik yang diselenggarakan negara harusnya menggunakan prinsip 
untung-rugi bagi penyelenggara bisnis publik tersebut, dalam hal ini untung 
rugi ekonomi bagi pemerintah. Pelayanan publik semata, seperti subsidi dianggap 
akan menjadi pemborosan dan inefisiensi. Neoliberalisme tidak mengistimewakan 
kualitas kesejahteraan umum.

Tidak ada wilayah kehidupan yang tidak bisa dijadikan komoditi barang jualan. 
Semangat neoliberalisme adalah melihat seluruh kehidupan sebagai sumber laba 
korporasi. Misalnya dengan sektor sumber daya air, program liberalisasi sektor 
sumber daya air yang implementasinya dikaitkan oleh Bank Dunia dengan skema 
watsal atau water resources sector adjustment loan. Air dinilai sebagai barang 
ekonomis yang pengelolaannya pun harus dilakukan sebagaimana layaknya mengelola 
barang ekonomis. Dimensi sosial dalam sumberdaya public goods direduksi hanya 
sebatas sebagai komoditas ekonomi semata. Hak penguasaan atau konsesi atas 
sumber daya air ini dapat dipindah tangankan dari pemilik satu ke pemilik 
lainnya, dari satu korporasi ke korporasi lainnya, melalui mekanisme transaksi 
jual beli. Selanjutnya sistem pengaturan beserta hak pengaturan penguasaan 
sumber air ini lambat laun akan dialihkan ke suatu badan berbentuk korporasi 
bisnis atau konsursium korporasi bisnis
 yang dimiliki oleh pemerintah atau perusahaan swasta nasional atau perusahaan 
swasta atau bahkan perusahaan multinasional dan perusahaan transnasional.

Satu kelebihan neoliberalisme adalah menawarkan pemikiran politik yang 
sederhana, menawarkan penyederhanaan politik sehingga pada titik tertentu 
politik tidak lagi mempunyai makna selain apa yang ditentukan oleh pasar dan 
pengusaha. Dalam pemikiran neoliberalisme, politik adalah keputusan-keputusan 
yang menawarkan nilai-nilai, sedangkan secara bersamaan neoliberalisme 
menganggap hanya satu cara rasional untuk mengukur nilai, yaitu pasar. Semua 
pemikiran diluar rel pasar dianggap salah.

Kapitalisme neoliberal menganggap wilayah politik adalah tempat dimana pasar 
berkuasa, ditambah dengan konsep globalisasi dengan perdagangan bebas sebagai 
cara untuk perluasan pasar melalui WTO, akhirnya kerap dianggap sebagai 
Neoimperialisme.
[sunting] Penyebaran Neoliberalisme

Penerapan agenda-agenda ekonomi neoliberal secara mencolok dimotori oleh 
Inggris melalui pelaksanaan privatisasi seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 
mereka. Penyebarluasan agenda-agenda ekonomi neoliberal ke seluruh penjuru 
dunia, menemukan momentum setelah dialaminya krisis moneter oleh beberapa 
Negara Amerika Latin pada penghujung 1980-an. Sebagaimana dikemukakan Stiglitz, 
dalam rangka menanggulangi krisis moneter yang dialami oleh beberapa negara 
Amerika Latin, bekerja sama dengan Departemen keuangan AS dan Bank Dunia, IMF 
sepakat meluncurkan sebuah paket kebijakan ekonomi yang dikenal sebagai paket 
kebijakan Konsensus Washington.

Agenda pokok paket kebijakan Konsensus Washington yang menjadi menu dasar 
program penyesuaian struktural IMF tersebut dalam garis besarnya meliputi : (1) 
pelaksanan kebijakan anggaran ketat, termasuk penghapusan subsidi negara dalam 
berbagai bentuknya, (2) pelaksanaan liberalisasi sektor keuangan, (3) 
pelaksanaan liberalisasi sektor perdagangan, dan (4) pelaksanaan privatisasi 
BUMN.
[sunting] di Indonesia

Di Indonesia, walaupun sebenarnya pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal 
telah dimulai sejak pertengahan 1980-an, antara lain melalui paket kebijakan 
deregulasi dan debirokratisasi, pelaksanaannya secara massif menemukan 
momentumnya setelah Indonesia dilanda krisis moneter pada pertengahan 1997.

Menyusul kemerosotan nilai rupiah, Pemerintah Indonesia kemudian secara resmi 
mengundang IMF untuk memulihkan perekonomian Indonesia. Sebagai syarat untuk 
mencairkan dana talangan yang disediakan IMF, pemerintah Indonesia wajib 
melaksanakan paket kebijakan Konsensus Washington melalui penanda-tanganan 
Letter Of Intent (LOI), yang salah satu butir kesepakatannya adalah penghapusan 
subsidi untuk bahan bakar minyak, yang sekaligus memberi peluang masuknya 
perusahaan multinasional seperti Shell. Begitu juga dengan kebijakan 
privatisasi beberapa BUMN, diantaranya Indosat, Telkom, BNI, PT. Tambang Timah 
dan Aneka Tambang.
[sunting] di Amerika Serikat

Dalam penggunaan di Amerika Serikat, istilah neoliberalisme dihubungkan dengan 
dukungan untuk perdagangan bebas dan welfare reform, tapi tidak dengan 
tentangan terhadap Keynesianism atau environmentalism. Dalam konteks AS, 
misalnya, ekonom Brad DeLong adalah seorang neoliberal, walaupun ia mendukung 
Keynesi, income redistribution, dan pengritik pemerintahan George W. Bush. 
Dalam penggunaan AS, neoliberalisme ("liberalisme baru") biasanya dihubungkan 
dengan the Third Way, atau sosial-demokrasi di bawah gerakan New Public 
Management. Pendukung versi AS menganggap bahwa posisi mereka adalah pragmatis, 
berfokus pada apa yang dapat berhasil dan melebihi debat antara kiri dan kanan, 
walaupun liberalisme baru mirip dengan kebijakan ekonomi center-of-left 
(seperti halnya di Kanada di abad ke-20).

Kedua penggunaan ini dapat menimbulkan kebingungan. Dalam penggunaan 
internasional, presiden Ronald Reagan dan United States Republican Party 
dipandang sebagai pendukung neoliberalisme. Tapi Reagan tidak pernah 
digambarkan demikian dalam diskusi politik di AS, di mana istilah ini biasanya 
diterapkan pada Democrats seperti Democratic Leadership Council.
[sunting] Kritik

Kritik terhadap neoliberalisme terutama sekali berkaitan dengan negara-negara 
berkembang yang aset-asetnya telah dimiliki oleh pihak asing. Negara-negara 
berkembang yang institusi ekonomi dan politiknya belum terbangun tetapi telah 
dikuras sebagai akibat tidak terlindungi dari arus deras perdagangan dan modal. 
Bahkan dalam gerakan neoliberal sendiri terdapat kritik terhadap banyaknya 
negara maju telah menuntut negara lain untuk meliberalisasi pasar mereka bagi 
barang-barang hasil industri mereka, sementara mereka sendiri melakukan 
proteksi terhadap pasar pertanian domestik mereka.

Pendukung antiglobalisasi adalah pihak yang paling lantang menentang 
neoliberalisme, terutama sekali dalam implementasi "pembebasan arus modal" akan 
tetapi tidak dalam hal adanya pembebasan arus tenaga kerja. Salah satu pendapat 
mereka, kebijakan neoliberal hanya mendorong sebuah "perlombaan menuju dasar" 
dalam arus modal menuju titik terendah untuk standar lingkungan dan buruh.

===
Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
http://media-islam.or.id
Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx
Haji ONH Plus 2010 Mulai dari US$ 6.500:
http://media-islam.or.id/2010/05/09/paket-haji-onh-plus-2010-mulai-dari-us-6-000/


Other related posts: