** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/10/utama/1613608.htm Kamis, 10 Maret 2005 Mabes TNI Minta Anggaran Pertahanan Ditambah Jakarta, Kompas - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia telah meminta tambahan anggaran pertahanan kepada pemerintah yang tengah menyusun dan menghitung APBN Perubahan. Mabes TNI berharap tambahan anggaran itu dapat dicairkan pada tahun anggaran 2005-2006 untuk menghidupkan kembali alat utama sistem persenjataan, yang telah dimiliki TNI untuk tugas pertahanan dan penegakan kedaulatan dari ancaman negara lain. "Dalam rapat kabinet mengenai APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) Perubahan lalu telah kami beri masukan dan usulan kepada pemerintah agar anggaran pertahanan, khususnya untuk TNI, ditambah. Target kami, tambahan anggaran itu adalah untuk menghidupkan kembali seluruh alutsista (alat utama sistem persenjataan) yang sudah kita miliki dan modernisasi sistem persenjataan," ujar Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto di atas pesawat, dalam perjalanan ke Jakarta dari Pulau Sebatik, Selasa (8/3) malam. Endriartono tidak memberikan jawaban tegas, apakah penambahan anggaran pertahanan itu terkait dengan munculnya klaim tumpang tindih antara Indonesia dan Malaysia atas perairan di timur Kalimantan Timur. Ia hanya mengemukakan bahwa permintaan penambahan anggaran pertahanan kepada pemerintah untuk menghidupkan kembali alutsista yang telah lama diusulkan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI). Berapa jumlah tambahan anggaran pertahanan yang diminta, Endriartono tidak menjelaskan secara rinci. Menurut catatan, tahun 2004 total anggaran pertahanan Rp 13,266 triliun atau naik 15 persen dari anggaran pertahanan tahun 2003 sebesar Rp 11,536 triliun. Dari Rp 13,266 triliun, sebanyak Rp 10,721 triliun dialokasikan untuk anggaran pembangunan, khususnya memantapkan satuan operasional dan kesiapan alutsista. Sisa Rp 2,544 triliun digunakan untuk kesejahteraan prajurit. Gugah kesadaran Endriartono berharap ketegangan yang muncul karena klaim tumpang tindih antara Indonesia dan Malaysia mampu menggugah kesadaran akan pentingnya kekuatan pertahanan sebagai efek tangkal. "Kenapa Amerika Serikat disegani negara lain? Selain memiliki kekuatan ekonomi, mereka memiliki angkatan perang yang kuat. Dua kekuatan itu membuat mereka memiliki bargaining power dengan negara dan kekuatan mana pun. Mengganggu Amerika Serikat atau kepentingannya sama dengan membangunkan macan tidur. Kalau saja angkatan perang kita kuat, tak mungkin Malaysia meremehkan kita seperti ini," ujarnya memberi contoh. Untuk membangun kekuatan TNI yang memiliki daya tangkal yang memadai, berdasarkan kemampuan keuangan negara, Mabes TNI berharap dapat menghidupkan kembali seluruh alutsista yang dimiliki. "Saya ingin kita bisa menghidupkan kembali apa yang telah kita miliki dan itu sudah memadai. Misalnya, seluruh pesawat tempur F-16 dan F-5 kita bisa terbang atau kapal perang kita bisa di-repowering berikut modernisasi sistem persenjataannya," ujarnya. Harga diri Menurut Endriartono, penambahan anggaran pertahanan untuk menghidupkan kembali alutsista yang dimiliki Mabes TNI merupakan kebutuhan mendesak. Hal tersebut terutama jika melihat ancaman dan potensi ancaman atas kedaulatan Indonesia, seperti yang tengah terjadi antara Indonesia dan Malaysia. Untuk itu, Endriartono berharap penambahan anggaran tersebut dapat direalisasikan dalam APBN 2005-2006. "Ini soal kehormatan dan harga diri kita sebagai bangsa. Kami berharap kebutuhan penambahan anggaran pertahanan dapat di-cover tahun 2005 dan 2006. Perlahan-lahan kami ingin membenahi Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Laut (AL) kita. Kami ingin semua pesawat dan kapal kita bisa beroperasi secara penuh. Angkatan Darat juga perlu karena sejumlah tank kita sudah tua," ujarnya. Rencana penambahan anggaran pertahanan ini sejalan dengan rencana Amerika Serikat membuka embargo senjatanya terhadap Indonesia. Pembicaraan mengenai pembukaan embargo senjata Amerika Serikat itu rencananya dilakukan tanggal 11 Maret di Amerika Serikat. Dengan penambahan anggaran pertahanan, rencana pembukaan kembali embargo senjata Amerika Serikat kepada Indonesia menjadi bermakna karena adanya kemampuan anggaran. Dengan pembukaan embargo tersebut, yang mendesak menurut Mabes TNI adalah mengoperasikan kembali 10 pesawat angkut Hercules milik TNI AU. Pilihan itu merupakan pilihan terbaik dibandingkan dengan membeli dua Hercules bekas. Mengenai penggunaan anggaran pertahanan, khususnya untuk pembelian persenjataan dan suku cadangnya, Endriartono mengakui keberadaan pihak ketiga atau rekanan telah membuat pembengkakan penggunaan anggaran hingga dua kali lipat. Namun, karena hal itu telah menjadi sistem nasional yang diatur undang-undang, Mabes TNI harus mematuhinya. Perkuat laut dan udara Pengamat militer dan peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS), Edy Prasetyono, memahami keinginan Mabes TNI untuk meminta tambahan anggaran pertahanan yang sangat kecil dibandingkan dengan negara-negara lain. Namun, penambahan anggaran berapa pun besarnya tidak berarti apa-apa tanpa ada perubahan strategi pertahanan. "Kita harus segera bergerak dari strategi pertahanan kontinental menuju strategi pertahanan maritim dengan zona berlapis. Strategi pertahanan maritim memiliki matra terbuka, manuver fleksibel, dan pergerakan lebih leluasa untuk penangkalan dan penindakan. Ini sesuai dengan karakter geografis kita," ujar Edy. Dalam strategi pertahanan maritim, tumpuan kekuatan akan diletakkan pada kekuatan pertahanan laut dan udara. Untuk itu, TNI AL dan TNI AU harus terus diperkuat di masa mendatang. "Langkah memperkuat Angkatan Laut dan Udara telah lama ditempuh sejumlah besar negara di kawasan Asia Pasifik. Kita tertinggal dalam hal ini meskipun belum sangat terlambat untuk memulai," ujarnya. Edy berharap ketersinggungan Indonesia terhadap klaim sepihak Malaysia atas wilayah kedaulatan RI mampu membangkitkan kesadaran untuk pembangunan strategi pertahanan maritim dengan segera memperkuat TNI AL dan TNI AU. Secara konkret, dalam waktu dekat ini Edy berharap permintaan Mabes TNI untuk penambahan anggaran pertahanan mendapat persetujuan politik dari Dewan Perwakilan Rakyat. (INU) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **